Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah istilah medis untuk bronkitis kronis dan emfisema yang menyulitkan pernafasan. Bronkitis kronis adalah peradangan saluran udara paru (bronkus) yang ditandai oleh batuk berdahak selama minimal tiga bulan dalam setahun pada dua tahun berturut-turut. Emfisema adalah kondisi di mana kantung udara (alveolus) paru-paru kehilangan kemampuannya untuk mengembang dan mengempis. Keduanya adalah kerusakan menahun paru-paru yang biasanya disebabkan oleh merokok. PPOK adalah masalah kesehatan utama yang menjadi penyebab kematian no. 4 di Indonesia pada tahun 2010 menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Penderita PPOK biasanya adalah perokok atau memiliki riwayat perokok
berat (satu pak atau lebih sehari) selama 20 tahun atau lebih. Selain
riwayat merokok, kondisi berikut dapat mengindikasikan PPOK:
- Penyakit Akibat Rokok dapat menyebabkan Sesak nafas (dispnea). Pada awalnya sesak nafas hanya dialami setelah beraktivitas fisik. Namun, ketika paru-paru semakin rusak, sesak nafas terjadi ketika melakukan pekerjaan harian rutin seperti berjalan dan menyiram tanaman atau bahkan saat beristirahat.
- Penyakit Akibat Rokok dapat menyebabkan Mengi dan batuk kronis, seringkali disertai dahak, yang berlangsung lama (berbulan-bulan).
- Penyakit Akibat Rokok dapat menyebabkan Sering mendapat infeksi paru. Jaringan paru-paru yang rusak lebih mudah terinfeksi, sehingga menyebabkan bronkitis akut dan pneumonia, terutama di musim hujan saat influenza merebak. Saluran udara memiliki mekanisme untuk mengusir bakteri dengan mengeluarkan dahak melalui batuk. Paru-paru yang rusak tidak bisa melakukannya sehingga bakteri cenderung berkumpul di dalam alveoli dan saluran udara dan menyebar di seluruh lobus paru-paru. Penderita PPOK membutuhkan waktu lama untuk pulih dari infeksi paru, yang dapat berlangsung berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
- Penyakit Akibat Rokok dapat menyebabkan Gagal jantung. Jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah ke paru-paru karena begitu banyak jaringan paru-paru yang rusak. Beban ekstra ini membuat jantung melemah dan membesar.
- Penyakit Akibat Rokok dapat menyebabkan Hipoksia (kekurangan oksigen dalam darah). Organ tidak mendapatkan oksigen yang cukup dan menjadi rusak. Kurangnya aliran darah ke otak, misalnya, dapat menyebabkan kebingungan, pelupa dan depresi. Pada kulit, kekurangan oksigen ini ditandai oleh semburat biru lebam (sianosis).
- Penyakit Akibat Rokok dapat menyebabkan Pneumotoraks (pengempisan paru-paru). Terdapat pengumpulan udara di sekitar paru-paru yang bocor dari jaringan paru yang rusak. Penumpukan udara ini menekan paru-paru, sehingga tidak dapat mengembang sebesar biasanya saat mengambil nafas.
Paru-paru Perokok |
Organ Dalam Rusak akibat Merokok |
Penyebab Penyakit Akibat Rokok
Sebagian besar kasus PPOK disebabkan oleh merokok. Paparan polutan
seperti asap debu dan bahan kimia dapat memperparah gejalanya. Pada tipe
emfisema yang langka, penyebabnya adalah kondisi genetik di mana
terdapat kekurangan antitripsin alfa-1. Protein ini biasanya membantu
melindungi paru-paru dari enzim berbahaya lain yang dapat menghancurkan
jaringan paru-paru. Pada orang dengan defisiensi antitripsin alfa-1,
merokok sangat berbahaya karena mempercepat perkembangan emfisema.
Diagnosis Penyakit Akibat Rokok
Diagnosis Penyakit Akibat Rokok
Diagnosis awal dilakukan dokter dengan mempelajari riwayat pasien dan
gejala-gejala yang dikeluhkan. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik,
mendengarkan melalui stetoskop untuk mendeteksi suara berderak di
paru-paru yang disebabkan oleh alveoli yang rusak. Diagnosis terbaik
PPOK dilakukan dengan tes spirometri, menggunakan perangkat spirometer
untuk mengukur seberapa dalam pernafasan seseorang dan seberapa cepat
udara dapat bergerak masuk dan keluar dari paru-parunya. Penderita PPOK
tidak bisa membuang nafas sebanyak dan secepat orang dengan paru-paru
normal. Setelah melakukan pengujian, pasien diberi obat bronkodilator
hirup. Spirometri diulangi, dan jika ada peningkatan besar dalam
hasilnya, hal ini menunjukkan bahwa kondisinya bukan PPOK tetapi asma.
Karena beberapa penyakit paru lain dan penyakit jantung memiliki
gejala yang mirip dengan PPOK, pemeriksaan rontgen, EKG, dan sampel
darah mungkin juga diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menilai
keparahan kondisi. Foto rontgen paru dapat menunjukkan
kelainan-kelainan pada paru-paru. Tes darah dapat menunjukkan tingkat
oksigen yang rendah.
Pengobatan Penyakit Akibat Rokok
Kerusakan paru-paru dan saluran udara pada PPOK bersifat ireversibel
(tidak dapat diperbaiki). Namun, perawatan tertentu dapat membantu
pasien bernafas lebih baik, hidup lebih aktif dan lebih lama. Oleh
karena itu, penting sekali untuk mengidentifikasi PPOK sedini mungkin
agar perawatan dapat dimulai sejak awal. Bila Anda perokok, jangan
abaikan keluhan seperti sering batuk dan sesak nafas. Segeralah
memeriksakan diri ke dokter. Pengobatan dan perawatan PPOK meliputi:
- Berhenti merokok. Berhenti merokok adalah keharusan bagi penderita PPOK.
- Bronkodilator, yaitu obat-obatan inhalasi atau semprot yang membantu membuka saluran udara. Meskipun tidak seefektif pada penderita asma, obat-obatan itu dapat mengurangi gejala dan membuat nafas lebih mudah.
- Kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi dan pembengkakan jaringan paru-paru yang diberikan melalui inhalasi atau tablet untuk jangka pendek.
- Pengobatan untuk infeksi. Antibiotik mungkin diresepkan untuk mengobati infeksi seperti pneumonia, dan vaksinasi mungkin diberikan untuk mencegah flu.
- Terapi oksigen. Dalam kasus parah ketika paru-paru tidak dapat menghirup oksigen yang cukup, pasien perlu mendapat pasokan oksigen melalui masker atau selang bercabang dua yang dimasukkan ke lubang hidung
- Operasi. Pada penderita PPOK, kista besar yang dikenal sebagai bullae dapat berkembang di paru-paru dan menghambat fungsi paru-paru. Dalam keadaan ini, pembedahan mungkin dilakukan untuk mengangkatnya agar sisa jaringan paru-paru dapat berfungsi.
- Rehabilitasi paru, dilakukan untuk membantu memperbaiki kualitas hidup selepas dari rumah sakit. Program rehabilitasi ditujukan agar pasien PPOK dapat memanfaatkan fungsi paru-paru mereka yang masih tersisa. Pendidikan dan dukungan psikososial juga membantu untuk mengurangi kecemasan dan depresi yang sering menyertai PPOK.
Penderita PPOK berat rentan terhadap apa yang disebut “eksaserbasi
akut” yaitu, episode di mana kondisi mereka tiba-tiba memburuk
(terengah-engah) sehingga membutuhkan oksigen, bronkodilator dan
pengobatan kortikosteroid di rumah sakit. Eksaserbasi ini umumnya
diakibatkan oleh infeksi pernafasan sehingga biasanya juga membutuhkan
pemberian antibiotik.
Beda PPOK dengan asma
Beda PPOK dengan asma
PPOK dan asma dapat saling berdampingan dan sering dirancukan satu
sama lain. Asma dapat memberikan gangguan pernapasan yang mirip dengan
PPOK, sehingga membuat diagnosis PPOK sedikit sulit. Namun,
karakteristik PPOK dan asma sebenarnya sangat berbeda:
- Asma dimulai sejak usia muda, sedangkan PPOK sebagian besar dimulai pada usia di atas 40 tahun.
- Merokok adalah faktor penyebab PPOK, sedangkan asma tidak.Asma tidak memiliki gejala produksi dahak (lendir) yang meningkat seperti pada PPOK.
- Asma sebagian besar tetap stabil sepanjang hidup, dengan gejala bervariasi. PPOK cenderung memburuk dengan gejala persisten.
Artikel yang terkait dengan Penyakit Akibat Rokok:
penyakit yang disebabkan oleh rokok, jumlah kematian akibat merokok,
artikel makalah penyakit akibat rokok, penyakit akibat merokok, gambar
penyakit akibat rokok, penyakit paru paru akibat merokok, gambar
kampanye anti rokok, bahaya rokok
Gambarnya ngeri ,, semoga saja banyak yang mau tobat akan benda ini :D
BalasHapus