Banyak diantara kita yang belum tahu jenis penyakit angin duduk ini sebenaranya. Apakah sejenis masuk angin berat atau hanya istilah saja. Namun ada juga yang sudah cukup mengerti bahwa penyakit angin duduk adalah panggilan akrab dari penyakit jantung.
Angin Duduk sama sengan Sindrom Jantung Koroner Akut Hanya dalam 15 menit sampai 30 menit, orang yang terserang angin duduk bisa meninggal. Padahal, penerita sebelumnya terlihat sehat-sehat saja.
Selama dua tahun terakhir ini dunia kedokteran berhasil mengidentifikasi istilah baru penyakit jantung yang akrab disebut angin duduk. Ternyata, penyakit ini tak sekedar masuk angin berat, tetapi identik dengan sindrom serangan jantung koroner akut (SSJKA). Teridentifikasinya istilah ini menandai sebuah koreksi besar terhadap mitos yang berkembang di masyarakat selama ini. Bahwa masuk angin hebat itu adalah penyakit yang berbahaya, bahkan bisa menimbulkan kematian hanya dalam waktu 15 hingga 30 menit sejak serangan pertama,maka itu disarankan untuk penderita penyakit ini apabila tiba-tiba merasa nyeri dada, sebaiknya tidak melakukan aktivitas fisik apapun termasuk berhubungan seks.
Segeralah pergi ke rumah sakit yang menyediakan fasilitas penanganan gawat darurat jantung. Ingat, tidak boleh lebih dari 15 menit setelah erangan nyeri pertama.
Sindrom serangan jantung koroner akut merupakan penemuan terbaru akhir abad ini pada bidang penyakit jantung. Anehnya, gejala penyakit ini banyak disikapi masyarakat dengan tindakan yang salah. Misalnya, penderita dikerok, diberi minuman air panas, atau diberi ramu-ramuan untuk pengeluarkan angin. Padalah, penderita bisa meninggal mendadak tanpa tanda-tanda sakit.
Gejalanya:
Muncul keluhan nyeri ditengah dada, seperti :
Ditekan, Diremas-remas, menjalar ke leher, lengan kiri dan kanan, serta ulu hari. Rasa terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin.
Keluhan nyeri ini bisa merambat ke kedua rahang gigi kana dan kiri, bahu serta punggung. Lebih spesifik, ada juga yang disertai kembung pada ulu hati seperti masuk angina tau maag.
Sumber masalah sesungguhnya terletak pada penyempitan pembuluh darah jantung (vasokonstriksi).
Penyempitan ini diakibatkan oleh empat hal:
* Pertama
adanya timbunan lemak (aterosklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol tinggi.
* Kedua, sumbatan (thrombosis) oleh sel beku darah (thrombus);
* Ketiga, Vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus.
* Keempat, infeksi pada pembuluh darah.
Penyempitan pembuluh darah jantung mengakibatkan berkurangnya oksigen yang masuk ke dalam jantung. Ketidakseimbangan pasokan denagn kebutuhan oksigen pada tubuh mengakibatkan nyari pada dada yang dalam istilah medisnya disebut angina.
Ada perbedaan antara keluhan nyeri pada sindron serangan jantung koroner akut (SSJKA) dengan serangan jantung koroner (SJK) (infark miokard). Pada SJK, angina terjadi akibat sumbatan total pembuluh darah jantung karena aktivitas fisik yang berlebihan. Sementara pada SSJKA anginaterjadi akibat sumbatan tidak total yang dirasakan saat istirahat. SSJKA ini memang mendadak. Bukan karena capek, masuk angin, atau penyakit-penyakit lainnya. Biasanya penderita akan meninggal paling lama lima belas menit setelah keluhan rasa nyeri pertama kali dirasakan.
Hendaknya Masyarakat waspada terhadap keluhan angina ini. Soalnya penderita sebelum terserang akan tampak sehat-sehat. Solusi satu-satunya hanyalah melonggarkan sumbatab yang terjadi, yaitu dengan member obat anti platelet (sel pembeku darah) dan anti koagulan. Atau, obat untuk mengantisipasi ketidakseimbangan suplai oksigen dan kebutuhan oksigen. Misalnya nitat, betabloker, dan kalsium antagonis dan sebaiknya bagi penderita yang sudah tahu bahwa dirinya memiliki jgangguan jantung sebaiknya membawa tablet antiplatelet ke manapun ia pergi.
Obat antiplatelet yang paling murah dan gampang di cari adalah aspirin. Obat ini selain bermanfaat sebagai pertolongan pertama mengatasi nyeri dan melonggarkan kembali pembuluh darah yang tersumbat oleh thrombosit atau platelet (sel pembekuan darah). (nn)
Sumber : The Green Darmo Hospital Magazine - Edisi Oktober-Desember 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan isi komentar Anda...